28/07/2019, Banglas Barat - Telah berlangsung kegiatan sosialisasi tentang penjernihan air gambut oleh tim KUKERTA UNRI Desa Banglas Barat, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Sosialisasi ini merupakan program kerja utama yang dilakukan oleh tim KUKERTA UNRI Desa Banglas Barat untuk mewujudkan salah satu nilai revolusi mental yakni Indonesia Sehat. Sosialisasi dimulai pada pukul 15.30 WIB yang dilaksanakan di Kantor desa Banglas Barat, Jalan Mahmud Ujung. Acara dihadiri oleh Bapak Sekretaris Desa Banglas Barat H. Mahtori H Umar, Kepala Dusun beserta Ketua RW dan Ketua RT, Staf dan Perangkat desa Banglas Barat, Ketua Linmas, Ibu-ibu PKK, Tokoh Masyarakat, serta masyarakat desa Banglas Barat.
Sosialisasi ini didasari atas permasalahan yang ada di Desa Banglas Barat yaitu air merah. Air merah merupakan air yang berasal dari tanah gambut yang mengandung asam fulfat yang tinggi dan asam humat dengan tingkat keasaman yang relatif rendah yaitu PH 5. Penggunaan air yang bersifat asam di kehidupan sehari-hari akan menyebabkan pengeroposan gigi, gangguan pencernaan, rasa sakit pada sendi, mudah lelah , dll.
"Semoga sosialisasi penjernihan dan pengolahan air ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Banglas barat" ucap Naldi selaku Koordinator Desa Banglas Barat KUKERTA UNRI.
Sosialisasi ini disambut positif oleh masyarakat desa Banglas Barat. Banyak masyarakat desa Banglas Barat yang berharap dapat mengaplikasikan hasil sosialisasi ini dirumah masing-masing.
"Sosialisasi ini dinilai sangat bagus mengingat air didesa kita ini berwarna merah kecoklatan dengan rasa agak masam. Terima kasih pula untuk mahasiswa KUKERTA UNRI dan ibu pembimbing telah mengadakan sosialisasi mengenai air yang ada didesa kita" ucap Bapak H. Matori H Umar.
Sosialisasi penjernihan air dilakukan dengan teknologi sederhana yang akan menghilangkan warna, bau, dan rasa air dari tanah gambut yang ada di Desa Banglas Barat.
"Teknologi sederhana ini diharapkan dapat membantu warga agar dapat memanfaatkan air gambut yang telah dijernihkan sehingga dapat digunakan sehari-hari maupun untuk dikonsumsi" ucap Ibu Andarini Diharmi, S.Pi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan sekaligus pemateri pada acara ini.
Bahan yang digunakan dalam teknologi sederhana ini sangat mudah ditemukan khususnya di Wilayah Desa Banglas Barat. Instrumen yang digunakan pada proses penjernihan terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian penyaring berupa campuran ijuk, pasir halus, kerikil, arang dan spons, serta bagian penetral dan pengendap berupa tawas dan kapur tohor.
Dalam praktiknya air gambut awalnya memiliki pH 5 dengan warna merah kecoklatan. Setelah diberi tawas dan kapur tohor pH-nya berubah menjadi 9 dengan warna kuning. Kemudian dilakukan proses filtrasi dengan teknologi sederhana sehingga pH-nya berubah menjadi 7 dengan warna bening, artinya air tersebut telah memiliki pH netral dan dapat digunakan dalam kegiatan sehari hari.
https://www.riautelevisi.com/berita-mahasiswa-kukerta-ajarkan-teknik-menjernihkan-air.html?fbclid=IwAR0lydNJkHzjCxFPIhqg5f-_J_IMeR2I8tjxktmUFT8m14mqVY7WwPN_rFM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar